Rabu, 16 Juli 2008

Ketika tangan Dan Kaki Berkata...

sebuah lagu dari Chrismansyah Rahadi atau yang lebih dikenal dengan nama Chrisye, akan membuat hati setiap orang yang mendengarkan dan mencermati tiap liriknya akan bergetar. karena tiap manusia yang meyakini bahwa pada masa setelah kita mati akan ada satu hari penghitungan oleh Tuhan untuk menimbang setiap amalan kita, baik yang baik maupun yang buruk, semua akan dihitung oleh Tuhan tanpa kita bisa menyembunyikan ataupun menambah amalan kita.
lagu karangan penyair Taufik Ismail ini konon merupakan lagu yang terinspirasi dari Al Qur'an Surat Yasiin ayat 65.
berikut ini adalah lirik lagu tersebut:

Akan datang hari

Mulut dikunci
Kata tak ada lagi

Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggungjawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Dijalan cahaya
Sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
Hamba-Mu yang hina

begitu dalamnya makna yang ada dalam lagu itu bagi saya. terutama pada bagian:

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya

disitu saya tersadar bahwa setiap perbuatan kita pasti akan mendatangkan tanggung jawab yang harus kita pikul.
saya jadi teringat perbuatan2 yang telah saya lakukan dibelakang saya...
ahh...
kalo saja waktu bisa diulangi lagi ingin rasanya menghapus perbuatan buruk yang dulu dan memperbanyak amal ibadah....
semoga hari didepan menjadi hari yang lebih baik...
amiiin.....

1 komentar:

DhaRma Lubis mengatakan...

ada satu yang kadang kita tidak suka. tapi selalu menyertai kita. yaitu "penyesalan". entah kenapa, manusia selalu saja merasa.. tapi terkadang penyesalan ini adalah jembatan yang akan mengantar kita pada gerbang kebaikan lain.

penyesalan bisa lahir dari ego manusia yang mendominasi hati, menyebabkan suara yang minoritas dalam hati -terkadang itu adalah kebenaran- tertindas. karna manusia punya pintu nafsu yang bila tidak disulap menjadi muthmainnah -kembali pada Allah- maka siaplah bertemu jurang.

ahh sialnya saya termasuk sering bergumul penyesalan. saya sering menindas suara minoritas dalam hati hingga saya lupa kalau ternyata Tuhan lebih berharga dari segalanya. karna cuma DIA yang kita punya..