Rabu, 06 Agustus 2008

satu lagi manfaat buah apel

PEPATAH mengatakan an apple a day keeps the doctor away. Artinya, sebuah apel sehari akan membuat tubuh kita sehat, sehingga tidak harus sering-sering ke dokter.

PEPATAH mengatakan an apple a day keeps the doctor away. Artinya, sebuah apel sehari akan membuat tubuh kita sehat, sehingga tidak harus sering-sering ke dokter. Apel telah tersebar luas di seluruh dunia, disukai banyak orang, dan harganya relatif terjangkau. Adanya globalisasi perdagangan menyebabkan kita di Indonesia dapat mengonsumsi apel dari Amerika, Australia, Cina, ataupun Taiwan, di samping apel lokal dari Malang. Ketersediaannya melimpah di pasaran dan nyaris tidak tergantung musim. Jadi setiap saat kita dapat mengonsumsi apel.

Apel mengandung serat, flavonoids, dan fruktosa (gula). Dalam 100 g apel terdapat 2,1 g serat. Kontribusi satu buah apel lebih dari 10 persen total kebutuhan serat sehari. Apabila kulitnya dikupas, kandungan serat apel masih tetap tinggi yakni 1,9 g. Serat apel mampu menurunkan kadar kolesterol darah, mengurangi pengerasan arteri, dan risiko penyakit jantung koroner. Serat tak larut dalam apel berfungsi untuk mengikat kolesterol LDL dalam saluran cerna dan kemudian menyingkirkannya dari tubuh. Sementara itu serat larutnya (pektin) akan mengurangi produksi kolesterol LDL di hati.

Membiasakan makan sebuah apel (ukuran besar) tiap hari dapat menurunkan 8-11persen kadar kolesterol dan penurunan kolesterol bisa mencapai 16 persen apabila kita mengonsumsi dua buah apel sehari. Suatu studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine (2003) mengungkapkan konsumsi serat (seperti apel) dapat membantu mencegah penyakit jantung. Dalam studi ini, hampir 10.000 orang dijadikan sampel dan diikuti selama 19 tahun. Dalam rentang waktu tersebut ditemukan 1.843 orang menderita penyakit jantung koroner (coronary heart disease=CHD) dan 3.762 orang menderita penyakit kardiovaskuler (cardiovascular disease=CVD).

Mereka yang mengonsumsi serat 21 g/hari risikonya 12 persen lebih kecil untuk menderita CHD dan 11persen lebih rendah untuk menderita CVD, dibandingkan yang makan serat 5 g/hari.

Pektin (serat larut) dalam apel tidak hanya bermanfaat menurunkan kolesterol, namun dapat mengikat logam berat, seperti timbal dan merkuri, dan mengeluarkannya dari tubuh. Kedua jenis serat dalam apel (larut dan tak larut) dapat berfungsi sebagai pelindung munculnya kanker. Mekanismenya melalui pencegahan konstipasi (sulit buang air besar) sehingga substansi toxic dapat segera dikeluarkan melalui feses. Pektin juga bermanfaat mengatasi diare karena kemampuannya membentuk feses tetap lunak, bulky, dan tidak cair.

Flavonoid adalah sejenis pigmen dalam apel yang berfungsi mempertahankan warna apel. Namun, flavonoid juga mempunyai manfaat mencegah penyakit jantung. Flavonoid tidak hanya terdapat dalam apel, tetapi juga ditemukan dalam teh dan bawang. Dalam suatu studi diketahui bahwa mereka yang makan apel dan pangan-panganan yang tinggi flavonoid, akan berkurang 20 persen risikonya untuk terserang penyakit jantung.

Kulit apel mengandung flavonoid yang disebut quercitin. Quercitin ini mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah mencegah serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan serangan kanker. Selain itu, antioksidan dapat mencegah oksidasi LDL sehingga proses aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dapat dihindari.

Efek proteksi apel untuk melawan radikal bebas mencapai puncaknya tiga jam setelah dikonsumsi dan mulai menurun setelah 24 jam.

Fruktosa dalam apel termasuk kategori gula sederhana yang memberikan rasa manis alami. Fruktosa dipecah relatif lambat, terutama bila dalam keadaan terkombinasi dengan serat apel. Hal ini menyebabkan gula darah tetap dalam kondisi stabil.

Mengonsumsi jus apel, anggur atau jeruk bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena dapat meningkatkan pH urin dan pengeluaran asam sitrat. Hal ini secara signifikan dapat menurunkan risiko pembentukan batu kalsium oksalat.


Fitokimiawi

Apel adalah buah yang kaya dengan zat-zat fitokimiawi (phytochemicals), antara lain flavonoid dan fenol yang baik untuk kesehatan jantung. Apel menjadi bagian diet yang penting bagi penduduk Amerika dan Eropa. Konsumsi apel memberikan kontribusi 22 persen asupan fenol yang berasal dari buah-buahan. Di antara berbagai buah-buahan, apel mengandung fenol bebas paling tinggi. Fenol bebas tidak terikat dengan komponen lain dalam buah sehingga lebih mudah tersedia untuk diabsorpsi tubuh.

Pektin dan fenol masing-masing berperan dalam penurunan kolesterol. Namun kombinasi keduanya seperti yang terdapat dalam apel memberikan efek lebih tinggi dibandingkan efek pektin atau fenol saja secara sendiri-sendiri. Jadi komponen kimiawi yang lengkap dalam apel saling bersinergi untuk mendukung kesehatan bagi yang mengonsumsinya.

Kandungan antioksidan apel tidak hanya berwujud quercitin, melainkan juga catechin, phloridzin, chlorogenic acid. Antioksidan dalam 100 g apel mempunyai aktivitas setara dengan 1500 mg vitamin C (Vitamin C termasuk antioksidan yang kuat bersama-sama dengan vitamin E dan betakaroten). Kandungan vitamin C apel sendiri sebenarnya tidak terlalu tinggi (hanya sekitar 5,7 mg), namun antioksidan dalam bentuk lain terdapat melimpah di dalam buah apel.

Catechin ternyata juga berperan penting dalam pencegahan tumor/kanker. Dalam percobaan binatang, telah dimunculkan dugaan-dugaan mekanisme catechin dalam menghambat terbentuknya tumor dan kanker. Hipotesis utama adalah efek antioksidan dari catechin berdampak positif terhadap pencegahan tumor/kanker. Mekanisme lainnya adalah catechin menghambat proses nitrosasi.

Sebagaimana diketahui, asupan nitrit ke dalam tubuh akan menyebabkan terbentuknya nitrosamine yang bersifat karsinogenik, kehadiran catechin mungkin dapat mengurangi proses terjadinya nitrosamine. Hipotesis selanjutnya adalah catechin dapat mencegah terbentuknya ikatan kovalen antara zat karsinogen dengan DNA sel, dengan demikian sel-sel tubuh akan terhindar dari kerusakan.

Mengingat bahwa terbentuknya sel-sel kanker pada binatang mungkin berbeda dengan manusia, maka riset pada manusia sebagai uji klinik perlu untuk dipikirkan kemungkinannya.

Dalam studi epidemiologi, diketahui bahwa konsumsi dua buah apel seminggu berbanding terbalik dengan munculnya asma dan penyakit diabetes. Konsumsi apel ternyata juga berguna untuk menjaga kesehatan paru. Jadi tampaknya, kandungan flavonoid dalam apel berfungsi sebagai zat anti inflamatori yang menguntungkan bagi penderita asma.

Kandungan fitokimiawi apel tidak banyak berubah dalam proses penyimpanan. Kadarnya masih tetap sama atau hanya turun sedikit ketika apel disimpan 200 hari dalam lemari pendingin. Hanya saja pemrosesan apel, seperti dibuat jus, akan menurunkan kandungan fitokimiawi secara bermakna.


Jantung Koroner

Saat ini penyakit jantung koroner menjadi penyakit pembunuh utama di banyak negara termasuk di Indonesia. Menurut WHO (1999), 25 persen kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit jantung dan stroke. Penyakit jantung bukan lagi monopoli masyarakat kelas ekonomi atas. Mereka yang hidup dengan ekonomi pas-pasan juga harus mewaspadai penyakit jantung.

Faktor risiko penyakit jantung sangatlah kompleks. Kebiasaan mengonsumsi pangan tinggi kolesterol harus dicermati setiap orang. Sebagaimana diketahui bahwa pangan sumber kolesterol ini ada yang harganya murah dan enak, seperti jeroan, sehingga disukai masyarakat kelas bawah. Berbagai makanan tradisional dengan bahan baku jeroan hendaknya dibatasi konsumsinya. Makanan tersebut, antara lain soto, gulai, dan coto Makassar.

Kadar kolesterol dalam plasma dapat berkorelasi positif dengan terbentuknya aterosklerosis. Untuk menurunkan risiko aterosklerosis, kita disarankan memiliki kadar kolesterol total <200>240 mg/dl dan kolesterol LDL >160 mg/dl.

Aterosklerosis didefinisikan sebagai kelainan degeneratif pada pembuluh darah yang dicirikan adanya penebalan jaringan dinding pembuluh yang diisi oleh lipid, karbohidrat kompleks, berbagai produk darah dan jaringan fibrosa. Aterosklerosis menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit dan kurang elastis sehingga fungsinya sebagai tempat aliran darah terganggu. Akibatnya, sel-sel yang ada di sekitar pembuluh darah tersebut rusak dan mengalami gangguan fungsi karena kekurangan unsur-unsur gizi. Hal ini dapat terjadi pada organ jantung maupun otak sehingga menimbulkan serangan jantung ataupun stroke.

Penyakit jantung juga bisa disebabkan kebiasaan merokok. Efek buruk merokok bagi kesehatan jantung lebih berbahaya daripada kegemukan. Merokok bagi sementara kalangan dianggap sebagai bagian dari gaya hidup. Orang miskin maupun orang kaya banyak yang merokok. Mereka sudah menyadari tentang dampak negatif merokok bagi kesehatan. Namun tetap saja merokok karena merokok ataupun tidak merokok, semua orang toh bakal mati, begitu dalih mereka.

Jadi, kalau saat ini penyakit jantung mengancam segala kelompok atau golongan sosial ekonomi, kita tidak perlu heran. Sudah saatnya masyarakat mulai sadar kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan meningkatkan aktivitas fisik agar penyakit jantung tidak datang terlalu dini. Membiasakan diri mengonsumsi apel adalah tindakan bijak untuk mencegah penyakit jantung.

Oleh sebab itu, makanlah apel segar dengan kulitnya (setelah terlebih dahulu dicuci) setiap hari atau paling tidak 2-3 kali seminggu dan nikmati efek kesehatan yang dihasilkan.


Sumber: Pembaruan

Tidak ada komentar: